Dilema Sebuah Keikhlasan

Sesampainya di kamar Hotel Pullman Bandung pukul 06.50 hari Sabtu, 19 November 2022, Kang Bejo duduk di sofa, istirahat sepulang dari olah raga jalan kaki.  

Sebelum berangkat, Kang Bejo memasukkan selembar uang lima puluh ribuan di tas pinggang.  Teringat hal itu, Kang Bejo bermaksud mengambil uang tersebut untuk dimasukkan kembali ke dalam dompet. 

Ternyata uang itu tidak ditemukan di tas pinggang yang tadi dipakai saat olah raga. Kang Bejo membolak-bolak tas tersebut dengan harapan menemukannya di sela-sela bagian dalam tas. Tetap tidak ditemukan.

Ya sudahlah, Kang Bejo menyerah dan berusaha menghibur diri dengan beranggapan uang itu “diambil paksa” oleh Allah untuk didistribusikan kepada makhluknya. Kang Bejo sangat yakin bahwa Allah punya mekanisme distribusi rejeki dengan algoritme “suka-suka”. 

Kang Bejo berharap agar uang yang hilang tersebut ditemukan oleh orang yang memang sangat membutuhkan.

Sekilas harapan itu terkesan sebagai sebuah harapan mulia. Sesaat Kang Bejo tersadar bahwa meski hanya sebuah harapan, namun hal itu bisa dianggap meragukan kemahaadilan Allah dalam menebarkan rezekinya di alam semesta. Allah Maha Tahu mana yang terbaik bagi umatnya. 

Kang Bejo bangkit dari sofa untuk mandi. Ekor matanya menangkap sebuah benda berwarna biru tergeletak di bawah meja bulat di sudut ruangan.

Kang Kang Bejo terperanjat ternyata benda biru itu adalah uang lima puluh ribuan yang dinyatakan hilang tadi. Kang Bejo hanya bisa menggumamkan istighfar dengan lirih.

Betapa sekian detik yang lalu, Kang Bejo sudah memvonis sebuah kejadian itu sebagai sebuah kejadian final. Ternyata meleset sama sekali. Komtemplasi yang tadi berkelibat dalam benak Kang Bejo bisa batal makna dan esensinya. 

Kang Bejo memaknai  ditemukannya kembali uang tadi sebagai sebuah ujian keikhlasan. Ujian bagaimana Kang Bejo akan memperlakukan uang tersebut. Apakah akan menyimpannnya  dengan alasan bahwa uang itu memang masih menjadi haknya. Ataukah, tetap mengikhlaskan uang tersebut dengan cara akan disedekahkan  kepada orang lain.

Spread the love

Kang Nawan

Related post

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *