Dr. Drajat: Dari Pengayuh Becak hingga Doktor Cumlaude, Inspirasi Dunia Tanpa Sekolah
Tahun 2024 menjadi momen penuh kebahagiaan bagi Dr. Drajat, seorang Guru Matematika di SMP Negeri 1 Cangkuang, Kabupaten Bandung. Pada Rabu, 16 Oktober 2024, ia berhasil meraih gelar doktor dari Universitas Islam Nusantara (UNINUS) dengan predikat cumlaude. Prestasi ini melengkapi namanya dengan tiga gelar akademik: Dr. Drajat, S.Pd., M.M.
Namun, di balik pencapaian tersebut, ada satu hal yang menarik. Dr. Drajat adalah pengagum konsep Dunia Tanpa Sekolah, sebuah pandangan yang menekankan bahwa pendidikan tidak harus terbatas pada institusi formal. Dalam wawancara eksklusif dengan HaiBandung, ia membagikan perjalanan hidup dan pemikirannya yang inspiratif.
Belajar sebagai Ibadah
Menurut Dr. Drajat, gelar doktor bukanlah tujuan akhir, melainkan hasil dari proses belajar yang terus-menerus. “Belajar adalah bentuk ibadah,” ujarnya. Baginya, konsep Dunia Tanpa Sekolah tidak bermaksud menolak pendidikan formal, tetapi memperluas definisi belajar di luar batas ruang kelas.
Ia menyadari bahwa teknologi telah membuka akses ilmu pengetahuan kapan saja dan di mana saja. “Tantangan bagi guru saat ini adalah bagaimana membuat siswa tetap nyaman dan tertarik belajar bersama mereka,” katanya. Gelar doktor baginya bukan hanya simbol akademik, tetapi juga sarana memperkaya pengalaman intelektual dan spiritual.
Dari Becak hingga Pengajar
Dr. Drajat saat rehat setelah mengayuh becak, tahun 1988 ketika dia masih kuliah di UPI Bandung.
Kisah hidup Dr. Drajat adalah bukti bahwa keterbatasan bukanlah halangan untuk meraih impian. Ia tumbuh di tengah kondisi ekonomi yang sulit. “Saya pernah mencari barang bekas di got, menarik becak di Jalan Kopo Bandung, hingga mengamen di bis kota,” ucap kata kakek satu cucu lulusan UPI Bandung Jurusan Fisika 1990 itu.
Perjuangan ini membentuk karakter dan ketangguhannya. “Allah tidak akan mengubah nasib seseorang jika dia tidak berusaha,” tegasnya. Pengalaman hidupnya menjadi pelajaran berharga yang selalu ia bagikan kepada anak-anak dan siswa-siswanya.
Pandangan Kritis terhadap Pendidikan Formal
Meski menyandang gelar akademik tinggi, Dr. Drajat tidak segan mengkritik sistem pendidikan formal. Menurutnya, pendidikan formal hanyalah salah satu cara belajar yang terstruktur. “Di perguruan tinggi, saya menemukan komunitas pembelajar yang memotivasi saya untuk terus berkembang,” katanya. Suami Sri Nurhayati itu menekankan pentingnya lingkungan yang mendukung. Siswa, menurutnya, perlu mencari teman dengan visi yang sama atau lebih unggul dalam keilmuan. “Lingkungan yang positif bisa mempercepat pertumbuhan intelektual,” tambahnya.
Mengimplementasikan Dunia Tanpa Sekolah
Sebagai Guru Matematika, Dr. Drajat berusaha menerapkan konsep Dunia Tanpa Sekolah di kelas. Ia memberi kebebasan kepada siswa untuk belajar mandiri, terutama saat guru tidak hadir. “Mereka boleh menggunakan teknologi untuk mencari ilmu. Yang penting, mereka memahami bahwa belajar adalah kebutuhan, bukan kewajiban,” katanya.
Ia juga mendorong siswa untuk tidak terjebak pada angka atau peringkat. “Jati diri seseorang tidak ditentukan oleh nilai akademik, tetapi oleh keberanian mereka untuk terus belajar dan berkembang,” ujar ayah dua anak itu.
Pesan untuk Generasi Muda
Di akhir wawancara, Dr. Drajat menyampaikan pesan penting untuk generasi muda. “Pendidikan adalah alat, bukan tujuan akhir,” katanya. Ia menegaskan bahwa pendidikan sejati terletak pada kedewasaan berpikir dan keberanian menghadapi tantangan.
“Orang yang tidak berada di lembaga formal pun bisa berpendidikan, asalkan mereka memiliki kemauan untuk belajar,” tuturnya. Ia berharap generasi muda dapat memanfaatkan setiap peluang, baik di dalam maupun di luar sekolah, untuk mengembangkan potensi diri.
Bagi Dr. Drajat, pendidikan bukan sekadar mengejar gelar, tetapi perjalanan panjang untuk menemukan dan mengenali jati diri. Melalui perjalanan hidupnya, ia membuktikan bahwa dengan tekad dan usaha, seseorang dapat mengubah nasib dan menjadi inspirasi bagi banyak orang. ***
*Dr. Drajat adalah Pimpinan Wilayah Jawa Barat Satuguru
Sumber : Dr. Drajat: Dari Pengayuh Becak hingga Doktor Cumlaude, Inspirasi Dunia Tanpa Sekolah – Hai Bandung