Dulu Bukan Cita-Citaku, Sekarang Menjadi Profesiku

Oleh : Rifa Sayidah,S.Pd.

Tanggal 6 bulan Juli Tahun 2015 saya menerima SK pertama pengangkatan guru honorer. Tepatnya guru honor komite di SD Negeri 005 Cinta Damai. Adalah kali pertama saya untuk bekerja di luar rumah. Setelah menikah pada tahun 2009 , saya melanjutkan kuliah di tahun berikutnya. Dengan dukungan suami yang notabene nya PNS, lima tahun pendidikan bisa saya selesaikan.

Saya kuliah di perguruan tinggi negeri ke 45 di Indonesia. Ada yang tahu???. Indonesia Open University. KEREN KAN???…atau lebih familiar dengan sebutan UT ( Universitas Terbuka ). Saya sangat berterimakasih kepada pemerintah saat itu. Karena telah menyediakan kelompok belajar jarak jauh ( pokjar UT ). Pada tahun 2008 saya pernah kuliah di Universitas Riau ( UNRI atau UR sebutan sekarang ). Namun hanya bertahan setahun. Kemudian menikah dengan mantan pacar ( Suami saat ini ). Saya salah satu orang yang mempunyai tekad kuat untuk melanjutkan Pendidikan. Walaupun dengan status menikah dan hamil lima bulan, saya mendaftar di UT.

Rezeki sudah tertakar, tidak akan tertukar. Mungkin sangat tepat menggambarkan keadaan saat itu. Tidak berencana bekerja setelah selesai kuliah. Namun takdir membawaku ke SD Negeri 005 Cinta Damai. Tidak mempunyai pengalaman menjadi guru sebelumnya. Itu lah yang saya takutkan saat sesi interview.

Tibalah kabar yang sudah ditunggu selama seminggu. Saya sangat degdegan saat dihubungi via telepon. Esok harinya saya disuruh ke sekolah. Saat itu siswa belum belajar efektif. Atau masa liburan sekolah kala itu. Dengan seragam seadanya saya memberanikan diri datang ke sekolah. Alhamdulillah, adalah bu Tryana yang menjadi teman pertamaku. Dia ditugaskan di SD yang sama karena lulus Kategori2 ( K2 ). Sebenarnya saya sudah mengenal beliau. Beliau juga teman dari suami saya sewaktu masih bekerja di SMA. Saat itu beliau bekerja di SMA sebagai Tata Usaha ( TU ).

Menjadi guru baru pasti menimbulkan beberapa tanda tanya. Ya, karena proses perekrutan ini hanya kepala sekolah yang tahu. Tanpa bermusyawarah dengan guru yang sudah ada. Itu masalah internal mereka, pikir saya dalam hati.

Hari pertama saya gunakan untuk berkenalan. Dengan guru-guru yang notabenenya “ guru senior “. Juga berkenalan dengan guru-guru yang umurnya 6 tahun lebih tua dari saya. Ada guru yang ternyata tinggal satu desa dengan saya. Oh ya, untuk informasi, saya melamar di SD di luar desa tempat tinggal. Muncul pertanyaan “ mengapa tidak melamar di SD yang dekat rumah”?. Jawabannya adalah di SD yang dekat dengan rumah “ tidak membuka loker “. Alias tidak membutuhkan guru baru karena sudah mencukupi.

Kembali ke SD yang menerima saya. Singkat cerita, saya mendapat SK tugas untuk mengajar kelas 2. Begitulah aturan untuk guru baru. Dimulai mengajar kelas rendah. Hari berganti minggu. Minggu berganti bulan. Suka dan duka sudah mulai menghampiri.

Mungkin suka cita dengan menjadi guru adalah “ gaji “. Bagaimana bisa???. Saya bersyukur mendapat gaji dari hasil keringat sendiri. Walaupun gaji tersebut hanya cukup membeli beras dan minyak goreng. Ah, saya tidak memikirkan gaji saat bekerja. Mengapa?? Karena suami saya sudah bertanggung jawab atas kehidupan rumah tangga kami.

Saya bersyukur sudah mendapat tempat untuk mengajar. Karena beberapa teman yang satu angkatan belum mendapat SD yang membuka lowongan. Tanpa melamar, tawaran itu datang sendiri.itulah bukti kasih sayang Allah SWT kepada saya.

Saya mengajar dengan kompetensi yang sudah dimiliki. Dengan bekal ilmu yang saya dapat saat kuliah di UT. Saya adalah tipe orang yang mau belajar. Dalam artian saya dapat beradaptasi dengan tempat dimana saya bekerja.

Saya mengakui bahwa dari empat kompetensi guru, satu yang belum saya kuasai. Yaitu kompetensi pedagogik ( ilmu bagaimana cara mendidik ). Kompetensi sosial, kompetensi kepribadian dan kompetensi profesional sudah tidak diragukan. Menyombongkan diri???. Tidak !. Karena rekan  kerja sudah mempunyai penilaian atas diri saya.

Dengan  IT yang saya miliki, saya dapat membantu rekan kerja. Semakin saya ajarkan, semakin bertambah ilmu saya. Dan saya sangat senang melakukannya. Memang ada beberapa rekan kerja yang tidak menyukai saya. Masuk ke sesi ”duka“  ya guys……

Kalau diceritakan duka cita menjadi guru, mungkin tidak cukup empat halaman. Mulai dari kesalahpahaman masalah gaji yang “ tak seberapa “. Sampai mendapat gelar “ kaki kanan “ kepala sekolah . bahkan “ ajudan “ dari kepala sekolah. Hanya bisa bersabar dan mengabaikannya. Itulah yang saya rasakan selama di SD tersebut di atas.

Kesabaran selama lima tahun yang saya tanam itu, akhirnya menuai hasil. Saat ada kesempatan mendaftar CPNS pada tahun 2018, walau harus mengalami kegagalan. Pada tahun berikutnya ( tahun 2019 ) saya mencoba mendaftar CPNS. Alhamdulillah, rezeki sudah ada takaran nya dan saya pun lulus.

Saya mendaftar di SD Negeri 04 Samsam kecamatan Kandis. Wah,ini lebih jauh dari SD  yang menerima saya mejadi guru honor. Malah berada di luar Kabupaten. Tapi, SD ini dapat saya tempuh dengan perjalanan kurang lebih 30 menit. Naik apa??. Naik sepeda motor dan mengambil jalan potong tentunya. Dengan medan jalan tanah perkebunan milik Perusahaan yang bonafit. “Sinar Mas Group “ nama perusahaannya.

Setahun sudah bergabung dengan para pengajar di SD Negeri 04 Samsam. Dan selama itu pula suka dan duka saya alami. Dimana bumi dipijak , di situ langit di junjung. Pepatah ini adalah jurus ampuh agar kita “ betah ” di tempat yang baru. Saya juga cepat beradaptasi dengan guru guru yang ada di sana.

Saya mendapat SK tugas mengajar pertama di kelas lima. Saat itu SPMT ( Surat Pernyataan Melaksanakan Tugas ) per tanggal 04 Januari 2021. Namun karena banyak administrasi, tanggal 25 Januari 2021 saya baru bergabung. Kesan pertama saat bergabung dengan SD Negeri 04 Samsam adalah “ hangat “. Apalagi ada salah satu guru yang anaknya ternyata murid di SMA tempat suami mengajar. Otomatis dari sini menambah keakraban kami.

Seseorang yang memiliki IT level “ cukup “ akan mendapatkan tempat dimanapun berada. Apalagi levelnya naik menjadi “ mahir IT “. Bukan bermaksud menyombongkan diri. Alhamdulillah, saya menguasai IT walau masih level “ cukup “. Hal ini juga mempunyai pengaruh bagi pekerjaan saya. Senang rasanya jika ilmu yang kita milliki bermanfaat bagi orang lain. Saya dapat membantu rekan kerja yang mengalami kesulitan dalam hal IT.

“ Allah SWT akan memudahkan urusan kita, selagi kita mau memudahkan urusan orang lain “. Prinsip ini akan saya bawa kemanapun saya pergi. Bisa jadi rekan kerja senang dengan saya, kerena saya senang membantu mereka. Ini lah suka cita saya selama mengajar di sana. Kalau untuk duka citanya, sama seperti di SD sebelumnya. Saya merasa sekolah itu diibaratkan sama dengan “rumah tangga “. Dimana punya aturan sendiri dan lengkap dengan karakter orang yang tinggal di dalamnya.

Akhirnya, saya hanya mempunyai satu  pesan. Dimana pesan ini akan Kembali kepada kita. “ jangan lelah untuk berbuat kebaikan, karena kita tidak tahu kebaikan mana yang akan menolong kita “…….

Kandis, 01 Februari 2022

PROFIL PENULIS

Nama Lengkap       : RIFA SAYIDAH,S.Pd.

TTL                       : Blitar, 26 Januari 1990

Email                    : rifasayidah61@guru.sd.belajar.id

Unit Kerja             : SD Negeri 04 Samsam Kec. Kandis Kab. Siak Prop. Riau

Riwayat Pendidikan :

  1. SD Negeri Kolomayan 02 ( Blitar, Jawa Timur )
  2. MTS Negeri Kunir ( Blitar, Jawa Timur )
  3. SMA Negeri 1 Tapung Hilir ( Kampar, Riau)
  4. Universitas Terbuka ( Pekanbaru, Riau )

Riwayat Pekerjaan :

  1. Guru Honor Komite ( 2015 – 2020 )
  2. PNS ( 2020 – sekarang )
Spread the love

Yudhi Kurnia

redaksi@satuguru.id

Related post

2 Comments

  • Semoga suksess. Amiinnn

  • Semoga suksess.amiinn

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *