Melodi Kalbu
Oleh
Siti Lailatul Badriyah
Hidup adalah harapan, dimanapun seseorang itu berada pasti ia memiliki tujuan dan keinginan. Semua itu tercapai dengan usaha dan niat yang dipegangnya sebagaimana juga diriku. Tak kusadari akan semua hidup ini, masa-masa Aliyah yang selalu menghiasi keceriaan bersama teman-teman kini tlah tersambar angin lalu pergi meninggalkan kenangan. Dulunya aku selalu berprasangka pasti tidak dapat melanjutkan kejenjang yang lebih tinggi karena melihat keadaan ekonomi orangtuaku yang begitu rendah seakan-akan penghasilannya hanya cukup untuk makan kesehariannya. Dari semua latar belakang itu tidak menyangka aku dapat melanjutkan kuliah, ini harapan yang selalu membayangiku karena Allah Maha Kuasa, Maha kehendak, serta Maha segalanya. Maka semua harapan itu tidak ada yang tidak mungkin terjadi jika Allah menghendakiNya. Aku bersyukur sekali atas semua biaya dari kakak aku masih diberi kesempatan untuk melanjutkan di pondok.
Meskipun dibalik semua itu masih ada rintangan, sekarang aku sudah tidak lagi menjadi anak kamar tetapi kini sebagai ibu kamar padahal sifatku masih kekanak-kanakan. Semoga aku bisa berfikir lebih dewasa lagi untuk mengurusi anak kamar yang sakit, meneladeninya, mencuci kasurnya sehingga aku sendiri jatuh sakit. Semua badanku terasa lemas, kesal akhirnya aku minta izin untuk pulang. Setiba di rumah sudah mulai maghrib, ibu mengira kepulanganku karena libur tapi aku langsung menjelaskan kalau aku sakit. Kasihan ibu tidak tega melihatku, setelah shalat akupun diantarkan untuk berobat tapi dengan begitu esok harinya ibu tidak putus harapan untuk mengantarku ke dokter. Entah punya uang atau tidak ibu selalu mengusahakannya, beliau selalu membuatkan ramuan, membelikan jajan, dan tidak pernah menorehkan rasa sedih atau kesal dihadapanku. Ibu selalu sabar mengurusi aku itu yang membuatkau merasa betah di rumah seakan-akan tidak ingin meninggalkan ibu ke pondok.
Siang berganti malam tidak lama kemudian adzan subuh menggema fajar pun mulai terbit selesai ibu mengurusi masak di dapur tiba-tiba temanku datang menjenguk. Mengajak ngobrol menanyakan kapan kembali ke pondok, aku merasa berat menjawabnya karena masih ingin istirahat di rumah. Sambil menoleh ke jendela kaca temanku melihat ibu menggendong padi di dalam kain bago, akupun juga melihatnya akan diletakkan di boncengan sepedah. Meskipun berat aku tidak bisa membantunya dan juga tidak mungkin meninggalkan tamu sendirian. Dalam hatiku hanyalah bisa berkata kasihan ibu, beliau menjual padinya dengan menuntun sepeda sendirian hanya untuk merawatku padahal itu untuk kebutuhan makan sehari-hari. Keesokannya selang dua hari ibu menjualnya lagi karena hanya itu penghasilan yang dimilikinya, pernah juga ibu menukarkan beras dengan sayuran untuk memenuhi kebutuhannya. Aku tidak tega melihatnya inginku melarangnya tapi apalah guna diriku ini karena belum bisa memberinya rezeki. Aku berharap semoga disuatu hari bisa membantu ibu mencukupi kebutuhannya dan membahagiakannya. Maka dari itu hatiku tersentuh untuk kembali mencari ilmu ke pondok karena tidak tega melihat ibu dalam keadaan susah. Mulai sekarang aku harus berusaha untuk menjadi orang sukses yang bisa membanggakan hati orangtua.
Detik tlah berganti menit, menitpun tlah berganti jam hingga berganti hari kini genap 4 tahun skripsiku sudah selesai hingga penantian hari wisuda perwakilan wali dihadiri oleh ibu dan kakak bungsu karena ayah sudah tua tidak bisa naik kendaraan lagi. Setelah acara wisuda selesai kami foto bersama untuk dokumen kenangannya hati ini terasa bahagia sekali. Karena waktu sudah sore ibu dan kakak pulang kini aku kembali ke pondok. Waktu terasa begitu cepat malam bersinarkan bulan dan bertebaran bintang kami asyik berbincang menikmati malam terakhir bersama teman-teman di pondok sampai sepertiga malam. Kini pagi cerah menyinari lorong teras,rombongan kami bergegas silaturahmi ke rumah romo yai untuk berpamitan perpulangan, masih terngiang pesan romo yai pada santrinya “ dimanapun kamu berada harus percaya diri dan pemberani”. Selesai dari silaturrahmi tak lama kemudian kakak sudah datang, rasanya hati ini masih berat untuk meninggalkan semua kenangan terindah tak lupa juga kuingatkan pada teman-teman untuk saling menghubungi walau sudah kembali ke negrinya masing-masing. Sesampai di rumah ternyata ayah, ibu, tetangga sudah menanti depan teras rumah menanyakan kabar dan pengalaman selama mengabdi di pondok, akupun langsung bercerita dan merasa terharu sekali ternyata banyak orang menanti keberadaanku.
Waktu terus berputar esok pagi kakak mengajak silaturahmi ke ponpes Darul Falah akupun langsung bergegas, sesampai di tujuan kita disambut baik oleh pak yai pengasuh pondoknya. Kamipun ngobrol tentang keadaan pembelajaran disini dan perjuangan pak yai saat menimba ilmu ternyata pak yai juga lulusan Darul Huda tempatku mondok. Kamipun saling bertukar pengalaman ketika masa-masa mencari ilmu di sana, tak lama kemudian pak yai menyarankan untuk bergabung mengajar di sini sesuai prodinya. Aku menerimanya dengan penuh semangat karena waktu sudah siang kitapun berpamitan pulang dan diminta untuk meninggalkan nomor telfon.Keesokan harinya handphonku berdering beliau mengatakan kalau dirinya dari pihak yayasan memberitahukan untuk datang kesana dengan membawa surat lamaran. Akupun langsung menyiapkan surat lamaran beserta berkasnya, sesampai di tujuan disambut oleh ustadz Nur ketua yayasan. Berkas lamaran amplop merah kusodorkan akupun langsung diberi lembar soal esai berisi 25 soal untuk dikerjakan, selesai mengerjakan beliau mewawancaraiku dan mengantarkan ke kelas satu lembaga SDIT. Saat pertama itulah aku mengenal dunia anak, langkah pertama aku awali dengan salam tepuk tangan sambil bernyanyi mereka menyambutnya dengan ceria dan senang rasanya aku sudah berhasil mengambil hati mereka. Namun ada satu anak Taufiq panggilannya sifatnya berbeda dengan teman-temannya, dia sangat hiperaktif suka usil dan jaili temannya.
Setelah aku sosialisasikan pada staf ruang ABK ternyata taufiq memiliki kelainan khusus dibanding temannya, karena kekurangan guru pengampu ABK jadi taufiq dipasrahkan ke kelasku. Tak hanya di situ saja permasalahannya, dari 22 siswa ada 5 anak yang belum bisa baca tulis. Aku mulai berinisiatif menata jadwal pada istirahat pertama aku konsultasi ke staf ABK untuk menangani taufiq pada istirahat kedua aku buat setoran membaca untuk 5 anak tersebut. Penanganan ini tidak berhenti di situ, aku buatkan group whatsap khusus anak yang belum lancar baca tulis sepulang sekolah kegiatannya setoran menyanyikan lagu abjad, membaca, menebali huruf, dan tulis dekte. Dengan adanya situasi tersebut akhirnya aku bergerak untuk membuat karya tulis berupa buku yang berjudul “ Asyik Membaca”. Buku itupun menjadi pedoman membaca anak usia SD dan tak lama kemudian akhirnya mereka mulai lancar membaca dan menulis, senang sekali rasanya mampu mengentaskan mereka dari kebutaan huruf. Liku-liku permasalahan itu pasti ada jalan keluarnya jika kita terus bertekad untuk selalu berusaha.
13 Comments
Luar biasa perjuangan seorang guru
dari tulisan melodi kalbu … Menginspirasiku Memang dalam Mendidik anak memang membutuh kesabaran dan ketelatenan.. dan juga waktu yang tidak sebentar …karena setiap anak memiliki prosesnya masing-masing dalam kehidupan, dan sesungguhnya ku yakin Suatu hari nanti saat-saat seperti sekarang ini akan menjadi kenangan terindah dalam hidup kita, … Dalam dunia mengajar
Semangat mendidik anak bangsa semoga kita semua diberi kesabaran ketelatenan dalam mengukir prestasi ananda
Semoga ilmu yang d berikan bermanfaat buat santri / santriwati… menjadi ladang pahala buat jenengan dzah 🙏🥰 semoga semakin Sukses d lancarkan rejeki nya ….d kasih umur yang barokah 🤲🤲 terimakasih sudah menjadi waliklas buat ananda dengan sabar 😊😊
Terimakasih atas do’a baiknya bunda…
MaasyaAllah, terharu atas perjuangannya yg luar biasa. Jadi merasa iri dgn perjuangannya. Krn sya jg pernah mengalami hal yang sama. Jadi malu, ternyata si penulis lebih hebat dibanding sya. Pda hal sya cowok 🙂
Luar biasa
Semangat Bu Siti..
Salam PPG A.4 UPR.. 👍
Terimakasih pak semoga ,menjadi inspirasi bagi kita
Subhanallah,,, tetap semangat terus berkarya🥰👍👍
Luar biasa, sebuah inspirasi dan motivasi untuk para anak didik.
Semangat,,,,
Pahlawan tanpa tanda jasa.
MasyaAllah… Luar biasa
Mantappp, lanjutkan terus perjuanganmu bu