Mengajar Siswa agar Kreatif lakukan Hal ini!
*Oleh : Yudhi Kurnia
Sudah menjadi pengetahuan umum dan terjadi di dalam dunia pendidikan bahwa pelajaran praktik merupakan hal yang disenangi oleh para siswa. Praktik adalah kegiatan multiaktifitas. Kegiatan ini bukan hanya memberikan ruang psikomotor (gerak) siswa yang berkembang saja tetapi aspek kognitif (pengetahuan) dan juga afektif (sikap) turut dilatih dan dinilai. Sehingga, tak jarang guru-guru memandang bahwa praktik adalah sebuah aktifitas yang akan menjadikan pemahaman pada sebuah materi akan lama tersimpan di dalam otak.
Di dalam kelas seringkali saya menemukan antusiasme siswa saat diajak untuk beraktifitas praktik sangat tinggi sekali. Tak jarang sorak sorai terjadi saat pelajaran olah raga tiba. Bahkan, saat kegiatan olahraga batal karena ada kegiatan lain, siswa semua riuh kecewa. Ada lagi, saat saya mengajak anak-anak “hayu sekarang kita ke lab (laboratorium komputer)” secara sigap anak-anak bersiap. Dari cerita ini dapat disimpulkan bahwa praktik merupakan hal yang menyenangkan dan masih menyenangkan bagi anak-anak.
Pada fase ini seorang guru harus menangkap “gairah” belajar anak-anak dengan sigap. Semangat praktik dan belajar aktif itu memang sudah menjadi hal yang menarik bagi anak-anak. Terlebih dalam usia tersebut para ahli menyarankan anak-anak untuk mampu terlibat dan merasakan langsung pembelajaran, salah satunya adalah dengan kegiatan praktik.
Pada pelajaran praktik ada output yang diharapkan yakni kreatif. Dalam kamus Bahasa Indonesia kreatif adalah 1. memiliki daya cipta; memiliki kemampuan untuk menciptakan; 2 bersifat (mengandung) daya cipta: pekerjaan yang — menghendaki kecerdasan dan imajinasi; sehingga pada akhir kegiatan siswa diharapkan mampu menjadi insan yang memilili daya cipta dan mampu untuk membuat sesuatu.
Di semua mata pelajaran tentu akan ada materi yang menuntut untuk praktik. Pada materi IPA, TIK, Matematika dan lainnya ada materi yang harus diberikan pada aktifitas praktik. Bahkan, di tangan guru kreatif materi yang tidak dituntut praktik mampu diubah menjadi praktikum dan menjadi menyenangkan serta mudah dipahami oleh para siswa.
Di dunia informasi seperti sekarang ini hampir tidak ada sesuatu yang berhasil diciptakan oleh manusia adalah baru. Bahkan seorang ahli mengatakan segala sesuatu yang disinari oleh cahaya matahari saat ini tidak ada sesuatu yang baru. Untuk itu, dalam membuat dan melatih anak-anak kreatif guru-guru bisa memberikan arahan untuk melakukan ATM – Amati, Tiru, dan Modifikasi.
- Amati : Pada tahap ini para siswa melihat dan memperhatikan produk-produk yang berkaitan dengan praktikum yang akan dilakukan. Siswa melihat seperti apa bentuknya, bagaimana warnanya, dimensinya seperti apa. Bahkan wajib juga untuk melakukan “re-engineering” atau istilahnya adalah membongkar, dan melihat seperti apa prinsip kerjanya. Pada proses pengamatan ini tentu membutuhkan keterampilan dalam melihat hal-hal terkait secara detail. Bukan hanya itu kemampuan mencatatkan dan menggambarkan adalah perlu untuk dilatih. Pengamatan bisa dilakukan dengan melihat gamba atau menyimak video.
- Tiru : Pada fase ini adalah membuat tiruan atau prototype sejenis yang sudah ada. Hal ini guna mengetahui sejauh mana kesulitan-kesulitan dan proses-proses yang harus dilakukan pada saat pembuatan suatu produk. Pada akhirnya mampu membuat yang sama, namun tentu saja dengan sentuhan berbeda akan menghasilkan produk yang berbeda pula. Kita mengenal negara yang ahli dalam peniruan adalah China. Konon katanya produk apapun yang ada di dunia ini di china ada tiruannya.
- Modifikasi : Modifikasi atau mengubah agar tidak sama dengan yang awal adalah proses yang membutuhkan pengetahuan dan keahlian yang baik. Proses modifikasi adalah sebuah bentuk aplikasi dari kreatifitas. Saat ini ide-ide yang mudah ditemukan di internet menjadi sebuah tambang pengetahuan yang dahsyat. Pada proses modifikasi biasanya dilakukan dengan mengubah bentuk, bahan, serta ukuran.
Melalui proses ATM dalam praktik kreatif di dalam kelas, diharapkan siswa mampu produktif dan tidak merasa minder dengan hasil karya yang dihasilkan. Saat ini Indonesia butuh generasi yang kreatif dan inovatif. Kekayaan alam yang dimiliki, potensi daerah yang dipunyai oleh Indonesia mengharapkan mampu digarap oleh anak-anak Indonesia untuk dikembangkan. Sehingga kedepannya rakyat Indonesia semakin sejahtera.
*Guru SMP Muhammadiyah 8 Bandung, Mahasiswa S2 Manajemen Pendidikan FKIP – UAD
4 Comments
setuju Pak Yudi, demgan metoda Praktik ketiga unsur dapat terakomodir, baik kognitif, apektif dan spikomotor, maka lengkaplah apa yg ingin kitavcapai dalam asesmen.
kereen pak yudi
Siap setuju
mantap, ATM dilakukan di segala bidang. Keberhasilan ATM akan terlihat pada pola dan karya yang dihasilkan. Ketika hasilnya berbeda dan terdapat keunikan, itulah hasil karya ATM yang menjadi milik seseorang.
Mengajak kreatif murid menjadi salah satu tugas guru. Guru kreatif mengelola kegiatan pembelajaran menjadi sangat penting untuk mengajak murid lebih kreatif.