Menjadi Guru Yang Kreatif dan Inovatif
Oleh: Yulianto, S.P.
Guru berasal dari bahasa Sansekerta, Gu : gelap, Ru : menghilangkan , jadi artinya menghilangkan kegelapan. Guru adalah agen pembelajar.
Pembelajaran akan berlangsung apabila ada guru dan siswa. Guru mempunyai peran yang cukup besar di dalam memotivasi, memberikan contoh ide-ide kreatif di dalam proses pembelajaran kepada peserta didik.
Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang bisa membuka wawasan, kreatifitas dan pola berpikir mandiri kepada peserta didik. Konsep pembelajaran yang mengacu pada teoritis dan hafalan saja akan membosankan. Siswa akan gampang lupa, terhadap apa yang baru dihafalkan.
Konsep pembelajaran yang kreatif dan inovatif adalah gaya pembelajaran yang memadukan teoritis, penerapan dalam kehidupan sehari-hari dan peduli terhadap kebutuhan dan masalah yang dihadapi oleh masayarakat. Jadi selain berguna bagi pengembangan ilmu itu sendiri, juga paling tidak bias membantu memecahkan permasalahan yang ada di masyarakat. Dengan pembelajaran yang kreatif dan inovatif siswa mempunyai pengalaman belajar dan life skill yang akan dibawanya sebagai bekal hidup.
Pendidikan yang berhasil apabila mengkaitkan ilmu(sains), lingkungan dan masyarakat. Ambil contoh saja saya sebagai guru Biologi SMA, saya berusaha terus agar pembelajaran tidak membosankan,tapi menantang dan meyenangkan peserta didik. Misalnya pelajaran biologi ada 4 jam per minggu, yang 2 jam per minggu untuk praktikum. Dari yang saya amati selama 7 tahun mengajar siswa lebih bersemangat dan berminat dalam pelajaran biologi, ditandai dengan nilai biologi yang cukup bagus.
Saya akan memberikan contoh pembelajaran yang mengkaitkan ilmu, lingkungan dan masyarakat serta kreaatifitas. Siswa kita ajak ke pasar buah disana siswa akan melihat buah-buah yang tidak terjual akan mcepat sekali mengalami kerusakan (pencoklatan (browning),memar, mengekerut) sehingga tidak layak dijual, namun layak dikonsumsi. Buah yang tidak laku dijual namun layak konsumsi perlu mendapaatkan penanganan, antara lain bias diolah menjadi produk baru seperti wine. Nah tindakan ini akan menolong masyarakat, karena limbah buahnya terjual, sekaligus meningkatkan nilai ekonomi, dari buah yang tidak ada harganya.
Penulis pernah mengadakan survey ke pasar induk Kramatjati, Jakarta Timur. Limbah buah-buahan yang tidak laku dijual namun layak konsumsi bias mencapa 2 truk perhari., belum lagi pi pasar tradisonal, pedagang kakli lima. Berapa ton per hari buah yang tidak laku jual namun layak konsumsi ini beluk ditangani. Menurut Susanto dan Saneto (1994), bahwa kerusakan produk buah-buahan bias mencapai 35 – 40 % karena proses pemanenan, penanganan dan sistribusi.
Kesimpulanya pembelajaran kreatif dan inovatif dimulai dari sang guru sebagai motivator. Ide-ide kreatif bias datang dari mana saja, mulai dari hal-hal terkecil, yang dianggap orang remeh sekalipun. Selamat mencoba.
* Penulis adalah guru Biologi SMA IPEKA Sunter, Jakarta dan merupakan Guru Penerima Dana CSF 2009. (Sumber: www.aksiguru.org).
2 Comments
Mantap Pak. Guru yang memulai kreasi dan inovasinya.
Menjadi guru yang kreatif dan inovatif tentunya tidak mudah apalagi di era digital seperti sekarang ini. Guru kreatif dan inovatif adalah sebuah tuntutan yang tidak bisa dielakkan. Guru sebagai garda terdepan pendidikan menjadi harapan untuk mencerdaskan anak bangsa. Dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi guru dituntut untuk lebih menguasai informasi dan kreatif dalam menyampaikan materi pelajaran. Seorang guru harus memiliki keterampilan dan senantiasa berinovasi untuk dapat menarik perhatian siswa dan menghadirkan pembelajaran yang tidak monoton dan menyenangkan. Oleh karena itu, menjadi guru yang inovatif merupakan hal penting yang harus ada dalam diri seorang guru.
Guru dituntut untuk mampu memanfaatkan sumber belajar yang beragam dan mengemasnya dalam pembelajaran yang kreatif dan inovatif. Guru juga harus mampu memanfaatkan teknologi digital dengan baik sehingga pembelajaran yang tercipta semakin modern. Berbagai metode dan model pembelajaran dapat dilaksanakan dengan tetap mengacu pada tujuan pembelajaran yang diharapkan. Kreatifitas dan inovasi guru sebagai pelopor inovasi pendidikan yang langsung berhadapan dengan kelas akan membawa suatu kondisi pembelajaran yang kondusif secara keseluruhan. Apabila kedua kemampuan ini sudah dimiliki oleh seorang guru, maka kedepannya guru akan menjadi agen pembaharuan, baik untuk sekolah tempat mengabdi atau lebih luas lagi bagi sekolah lain, bahkan dunia Pendidikan pada umumnya.