Refleksi dalam Proses Pembelajaran di Kelas

 Refleksi dalam Proses Pembelajaran di Kelas

Refleksi dalam proses pembelajaran merupakan proses yakni tidak hanya sekedar melihat kembali apa yang telah dilakukan atau dipelajari, tetapi juga merupakan kesempatan untuk melakukan proses introspeksi yang mendalam. Ini adalah saat di mana individu dapat menggali lebih dalam tentang nilai-nilai, keyakinan, dan asumsi yang mendasari tindakan mereka serta bagaimana pengalaman belajar tersebut telah membentuk pemahaman mereka tentang dunia.

Refleksi juga merupakan momen di mana seseorang dapat menggabungkan pemikiran kritis dengan emosi, membawa kesadaran yang lebih besar terhadap aspek-aspek yang mungkin tidak disadari sebelumnya. Ini memungkinkan untuk memahami lebih baik tentang diri sendiri, bagaimana reaksi terhadap situasi tertentu, dan bagaimana bisa berkembang lebih baik di masa depan.

Beberapa ahli juga memberikan pendapatnya terkait pengertian refleksi dalam proses pembelajaran. Berikut di antaranya:

1) Donald Schn: Schn, dalam konsep “refleksi praktisi”, menggambarkan refleksi sebagai kemampuan untuk mempertimbangkan tindakan yang diambil dalam situasi nyata dan belajar dari pengalaman tersebut. Menurutnya, refleksi adalah proses utama bagi praktisi untuk mengembangkan keterampilan profesional mereka.

2) John Dewey: Dewey menggambarkan refleksi sebagai “proses aktif” yang melibatkan penyelidikan dan pengujian gagasan serta pengalaman, dengan tujuan untuk memahami dan menghasilkan makna baru. Baginya, refleksi adalah bagian integral dari proses pembelajaran yang membantu siswa mengembangkan pemahaman yang mendalam.

3) David Kolb: Kolb mengembangkan Model Pembelajaran Berbasis Pengalaman, di mana refleksi adalah salah satu tahap penting dalam siklus pembelajaran. Menurutnya, refleksi adalah proses di mana siswa memeriksa dan mengevaluasi pengalaman mereka untuk memperoleh pemahaman yang lebih dalam dan menerapkan pembelajaran ke situasi baru.

4) Linda Darling-Hammond: Menurut Darling-Hammond, refleksi adalah “jantung dari pembelajaran efektif”. Dia menggambarkan refleksi sebagai proses di mana guru dan siswa secara terus-menerus merefleksikan pengalaman pembelajaran mereka, mengidentifikasi apa yang telah dipelajari, dan merencanakan tindakan selanjutnya.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat kita tarik suatu kesimpulan bahwa refleksi dalam pembelajaran adalah proses penting di mana guru dan siswa secara sadar merefleksikan pengalaman belajar mereka untuk memahami dan meningkatkan pemahaman, keterampilan, dan proses pembelajaran secara keseluruhan.

Mengenal Ragam Penerapan dari Proses Refleksi dalam Pembelajaran

Menerapkan refleksi dalam pembelajaran adalah suatu proses penting yang melibatkan guru dan siswa untuk merefleksikan pengalaman belajar mereka, mengevaluasi kemajuan, mengidentifikasi kekuatan dan area yang perlu diperbaiki, serta merencanakan langkah-langkah selanjutnya. Berikut adalah beberapa cara menerapkan refleksi dalam pembelajaran

Refleksi Pribadi Guru: Guru dapat secara teratur merefleksikan praktik pengajaran mereka sendiri. Ini melibatkan evaluasi terhadap rencana pembelajaran yang telah dilaksanakan, cara mengelola kelas, penggunaan strategi pembelajaran, dan efektivitas komunikasi. Guru dapat bertanya pada diri sendiri pertanyaan seperti, “Apa yang berhasil?” dan “Apa yang bisa diperbaiki?”

Refleksi Berkelompok: Guru dapat memfasilitasi diskusi reflektif dengan rekan kerja atau tim pengajar lainnya. Dalam sesi ini, mereka dapat saling berbagi pengalaman, strategi pembelajaran yang efektif, dan tantangan yang mereka hadapi. Diskusi ini membantu guru untuk mendapatkan wawasan dari berbagai perspektif dan memperluas repertoar strategi pembelajaran.

Refleksi Bersama Siswa: Setelah sebuah pembelajaran atau proyek selesai, guru dapat mengadakan sesi refleksi bersama siswa. Dalam sesi ini, siswa diberi kesempatan untuk berbagi pengalaman mereka, apa yang mereka pelajari, apa yang mereka temukan menarik, dan apa yang mereka temukan sulit. Guru dapat memandu diskusi dengan pertanyaan terbuka seperti, “Apa yang membuatmu merasa sukses dalam pembelajaran ini?” dan “Apa yang ingin kamu pelajari lebih lanjut?”

Jurnal Refleksi: Siswa dapat diarahkan untuk menyimpan jurnal refleksi pribadi di mana mereka mencatat pengalaman, refleksi, dan pemikiran mereka tentang pembelajaran yang mereka alami. Ini memberi mereka kesempatan untuk memproses informasi secara lebih mendalam, mengungkapkan pemikiran mereka sendiri, dan mengidentifikasi pola dalam pemahaman dan pengalaman mereka.

Penilaian Formatif: Guru dapat menggunakan penilaian formatif sebagai alat untuk refleksi siswa. Penilaian ini dapat berupa diskusi reflektif, presentasi, atau portofolio yang memungkinkan siswa untuk menunjukkan pemahaman mereka tentang materi pembelajaran dan memperoleh umpan balik dari guru dan sesama siswa.

Merencanakan Tindakan Selanjutnya: Refleksi tidak hanya tentang melihat ke belakang, tetapi juga tentang merencanakan ke depan. Setelah mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan, baik guru maupun siswa harus merencanakan tindakan selanjutnya untuk memperbaiki hasil pembelajaran. Ini dapat melibatkan penggunaan strategi pembelajaran yang berbeda, pemilihan materi yang lebih sesuai, atau perubahan dalam pendekatan pembelajaran.

Dengan menerapkan refleksi dalam pembelajaran, baik guru maupun siswa dapat meningkatkan pemahaman mereka tentang proses pembelajaran, memperbaiki praktik mereka, dan mencapai hasil yang lebih baik dalam pendidikan. (tnp)

Spread the love

Yudhi Kurnia

redaksi@satuguru.id

Related post

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *