Menjadi guru yang Menumbuhkan

*Yudhi Kurnia

Ditilik dari bahasa Sanskerta kata guru berasal dari dua suku kata yakni Gu dan Ru. Gu artinya kegelapan sedangkan Ru ada cahaya. Merujuk pada makna guru saat ini sering diartikan sosok yang mengajar di ruang kelas atau yang mengabdikan diri pada dunia pendidikan. Guru menurut KBBI atau Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 377) merupakan orang yang pekerjaannya (mata pencahariannya) mengajar. Dengan demikian, orang- orang yang profesinya mengajar disebut guru. Baik itu guru di sekolah maupun di tempat lain.

Guru adalah sebuah profesi sama dengan profesional lainnya di mana bukti profesionalisme adalah dengan sertifikasi guru. Guru yang sudah mempunyai sertifikat akan mendapatkan tunjangan sertifikasi dan diberikan biasanya per tiga bulan sekali.

Guru wajib memiliki kompetensi dalam kaitan di kegiatan pengajaran. Kompetensi tersebut yaitu Pedagogik, Kepribadian, Profesional, dan Sosial. Saat ini ada juga yang menambahkan dengan kemampuan spiritual.

Pada aspek kepribadian guru harus bisa menumbuhkan para peserta didiknya. Menumbuhkan berarti membuat tumbuh “sesuatu”. “Sesuatu” yang ada bisa beragam hal dan itu adalah kebaikan-kebaikan. Setiap anak mempunyai potensi bawaan yang sudah diberikan ole Allah SWT. Guru mempunyai peran untuk menumbuhkan potensi tersebut. Pada level tinggi potensi tersebut harus mampu menyampaikan pada kesadaran diri sebagai makhluk Allah SWT.

Saat ini dengan kondisi perkembangan teknologi yang pesat, kita semua dengan mudah mendapatkan informasi. Informasi yang kita mudah dapatkan saat ini adalah sulit di masa lalu. Terlebih dengan adanya mesin berbasis kecerdasan buatan (AI – Artificial Intelligent) kita akan mudah mendapatkan solusi dari permasalahan yang dihadapi dengan bantuan mesin.

Lahirnya teknologi Machine Learning membuat beragam pekerjaan bisa diserahkan ke sistem. Sehingga pekerjaan menjadi cepat selesai dan baik. Mesin learning menjadi mesin yang bekerja sendiri tanpa arahan dari manusia. Mesin tersebut akan belajar data yang dimiliki. Pada tahap ini muncul sebuah pemahaman bahwa guru tidak ada fungsinya lagi dalam proses transper ilmu.

Meski demikian mesin tidak bisa berlaku seperti manusia. Mesin tidak punya rasa layaknya manusia. Sehingga perkara psikologi dan sosial hanya bisa disampaikeun oleh sosok guru bukanlah mesin.

Menjadi guru yang mampu menumbuhkan potensi anak didik bisa dimulai dengan memberikan contoh atau teladan kebaikan. Guru harus one step forward dari peserta didiknya. Guru jangan mau ketinggalan jaman, terlebih ketinggalan teknologi. Seorang guru yang menguasai teknologi dan memahami isu yang berkembang di peserta didik akan mudah mengetahui permasalahan yang terjadi, hal ini akan meminimalisir kesalahan penanganan masalah peserta didik.

Selain itu guru yang mampu untuk menumbuhkan adalah guru yang aktif berkomunikasi di media sosial. Kenapa demikian, tentu ini juga sebagai bagian dalam mengadaptasi kemajuan jaman. Para siswa akan dengan mudah melihat contoh kebaikan yang dibagikan oleh guru dalam media sosial atau ilmu pengetahuan yang bermanfaat.

Saat ini permasalahan remaja pelajar yang terjadi karena terbawa arus trend masa kini, dan minimnya sosok teladan yang bisa dilihat dalam kehidupan sehari-hari.

Jauh kembali ke paragraf awal bahw guru adalah diantara kegelapan dan cahaya, harus membawa cahaya dan menyinari, dan bukan sebaliknya. Selamat menjadi guru yang terbaik sepanjang Masa.

*Guru SMP Muhammadiyah 8 Bandung, Mahasiswa S2 MP UAD Yogyakarta

Spread the love

Related post

4 Comments

  • Guru bisa jadi segalanya buat muridnya, tentu keteladanan menjadi kuncinya. Bahagialah menjalankan profesi guru.

  • Setuju mr.bam, guru memang akan digugu dan ditiru, maka guru harus dapat menjaga Marwah untuk menjadi inspirasi, baik bagi siswa atau bagi sahabat guru hebat yg lainnya

  • Dalam kondisi apa pun, guru akan menjadi pelita kegelapan. Agar bisa seperti itu, guru harus terus membekali diri dan cepat beradaptasi dengan perkembangan zaman. Luar biasa, Pak pencerahannya.

  • Guru bisa jadi segalanya buat muridnya, dan bisa menjadi surui tauladan bagi para sisa dan siswinya

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *