Aku, kita itu ‘INI’!

*Agus Sugianto

Mari kita duduk diam dan menatap langit biru untuk sejenak. Kita  nikmati hamparan bumi serta beragam pemandangan. Tumbuhan, hewan, manusia segala sesuatu memiliki denyutan, pergerakan, bahkan seluruh denyutan seluruh pergerakan makhluk yang Allah SWT ciptakan dengan beragam sel  bahkan triliunan sel yang selanjutnya dikatakan merangkai tubuh jasmani itu memerlukan oksigen. Ke semua makhluk yang “bernafas” ini siapa yeng telah memberikannya kehidupan?.

Mari kita simak, salami dan rasakan dan tanyakan bersama “pernahkan kita ikut campur membuat denyut kehidupan dilangit dan bumi dan seluruh makhluk di dalamnya?”

Ruangan dilangit yang nampak biru yang kita nikmati lihat ! Dan lihatlah tidak ada batasnya,siapa penyedia ruangan ini dan menghidupinya segenap makhluknya? Matahari bumi bulan bintang dan berjuta juta galaksi, tumbuhan hewan kucing, tikus manusia,bernafas di ruangan yang sama hanya ada Satu Ruang yang dahsyat dan kita sebut dengan Maha Ruang yang diisi diselimuti adanya sang Keberadaan, sang Ada adalah sesuatu yang tak tergambarkan,tak dapat disebut tak berhuruf tak bersuara tidak di atas tidak di bawah tidak dikiri maupun dikanan,tidak dapat diurai,jauh tak berjarak dekat tak bersentuh dan yang ada tersebut adalah yang awal yang akhir yang akhir dan yang batin sudah hadir tersedia adanya,mengetahui segala sesuatu.

Apakah sang Ada, sang pemberi kehidupan tersebut sendirian saja? Atau adakah kekuatan lain yang ikut campur? …jika ada dan banyak tangan ikut campur mengurus kehidupan tersebut maka alam semesta dan seisi nya menjadi kacau karena satu sama lain akan berebut kekuatan.

Ketika perenungan kita mendapat sinyal didalam hati nurani sebuah pencerahan dan pengakuan yang tulus ikhlas berkatalah didalam hati terdalam bahwa di Maha Ruang yang tak terbatas itu yang menghidupinya hanya Satu saja Sang Ada Sang hidup yang memiliki Kesadaran Murni.

Bahkan keagungan kebesaran kebenaran kemulyaan yang berada di tubuh jasmani dan ruhani kita ini adalah hanya ini,oleh karena tidak ada yang bisa hidup eksis disini saat ini selain ini,maka kita itu adalah ini diri sejati yang tak terbatas,Maha sadar maha Tahu,kita itu sebesar jarahpun tak bisa berbuat apapun tak memiliki apapun selain diperankan untuk merealisasikan kehendakNya semata.

Jalan yang lebih cepat mencapai tujuan maka wajib terlebih dahulu merealisasikan keesaan diri, hidup bersama Tuhan dan hanya melalui Tuhan lah segala tujuan hidup teralisasi terwujud sehingga kita dapat menyebar kebaikan di bumi dan di akherat.

Mari aku kita itu jangan melawan arus berserah diri sepenuhnya agar kita ada disini selalu di saat ini bersama ini Diri Sejati yang bersinar bersama Cahaya Nya mengisi menyerap menyelimuti getaran ruang dan waktu.

wallohu kholaqokum wa maa ta’maluun

“padahal Allah-lah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat itu.””

(QS. As-Saffat 37: Ayat 96)

Jika semuanya adalah perbuatan Tuhan, apa lagi yang bisa kita katakan tentang pohon, hewan, seseorang, dunia, diri kita sendiri? Hidup dalam realisasi keesaan diri ini, kita hidup dalam Bliss of the Absolute.

Hidup manusia di hati kita itu sungguh setiap saat di saat ini adalah keajaiban yang sempurna,jika di hati kita kedudukannya sudah diambil alih oleh kehendak dan kuasanya sang maha Hidup,maka buat apa kita itu berniat merasa bisa hidup dengan dibuat buat pola dan metode sendiri,tahukah yang demikian itu hasilnya sangat rumit dan sulit kita akan terpenjara dalam penderitaan yang panjang.

Padahal dari awal dan akhir keberadaan diri kita tidak ada dan 100% harus diakui kita tidak pernah ada selain yang INI menumbuhkan kita dari setetes mani

Setetes mani air yang beku tersebut adalah materi yang tidak memiliki kecerdasan dan kesadaran,namun setetes mani tersebut ada sesuatu yang mendidik membimbing dan menuntunnya ketika air mani dipancarkan dari tulang sulbi seorang pria kepada wanita atas hubungan biologis, setetes mani tersebut dengan patuh dan taat aturan mengikuti perintah Nya.

Mari kita amati dan periksa bersama sel mani dan sel telur ketika bersatu menjadi satu sel (zigot) jika dilihat dengan mikroskop tidak ada bentuk manusia,namun didalamnya sudah tersimpan benih Grand Design Ilahi embrio yang akan menjadi seorang bayi laki-laki atau perempuan seumpama sebutir biji buah pohon jati didalam benih nya tidak ada bentuk pohon jati dahan ranting daun bunga dan buahnya namun didalam benih biji pohon jati tersimpan cetak biru potensi bakal pohon jati.

Lebih jauh lagi didalam satu sel jika kita periksa jauh lebih ke dalam tidak ada sesuatu yang dapat dilihat dan diraba yang ada hanya sesuatu denyut hidup yang sangat halus tak dapat di tafsir lagi, tidak ada sesuatu lagi hanya ada INI Sang Keberadaan Diri Sejati Kesadaran Murni yang tak terbatas.

Jadi manusia kita itu himpunan triliunan sel yang menjadi tubuh tulang daging urat darah, pertanyaannya himpunan sel tersebut bagaimana menjadi bisa merasa melihat mendengar berbicara mencium dan berpikir? Apakah karena adanya tubuh jasmani sang Diri bisa beraktivitas?

Berikut adalah bacaan dari surat Al-Mu’minun ayat 12 – 14 yang dikutip dari Al-Quran Online Kementerian Agama Republik Indonesia: mengenai proses penciptaan diri manusia kita.

وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْاِنْسَانَ مِنْ سُلٰلَةٍ مِّنْ طِيْنٍ ۚ

wa laqad khalaqnal-insāna min sulālatim min ṭīn

Artinya: “Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari saripati (berasal) dari tanah.”

ثُمَّ جَعَلْنٰهُ نُطْفَةً فِيْ قَرَارٍ مَّكِيْنٍ ۖ

ṡumma ja’alnāhu nuṭfatan fī qarārim makīn

Artinya: “Kemudian Kami menjadikannya air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).”

ثُمَّ خَلَقْنَا النُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا الْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ عِظٰمًا فَكَسَوْنَا الْعِظٰمَ لَحْمًا ثُمَّ اَنْشَأْنٰهُ خَلْقًا اٰخَرَۗ فَتَبَارَكَ اللّٰهُ اَحْسَنُ الْخَالِقِيْنَۗ

ṡumma khalaqnan-nuṭfata ‘alaqatan fa khalaqnal-‘alaqata muḍgatan fa khalaqnal-muḍgata ‘iẓāman fa kasaunal-‘iẓāma laḥman ṡumma ansya`nāhu khalqan ākhar, fa tabārakallāhu aḥsanul-khāliqīn

Artinya: “Kemudian, air mani itu Kami jadikan sesuatu yang melekat, lalu sesuatu yang melekat itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian, Kami menjadikannya makhluk yang (berbentuk) lain. Mahasuci Allah, Pencipta yang paling baik.”

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

ثُمَّ سَوّٰٮهُ وَنَفَخَ فِيْهِ مِنْ رُّوْحِهٖ وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَا لْاَ بْصَا رَ وَا لْاَ فْــئِدَةَ ۗ قَلِيْلًا مَّا تَشْكُرُوْنَ

summa sawwaahu wa nafakho fiihi mir ruuhihii wa ja’ala lakumus-sam’a wal-abshooro wal-af-idah, qoliilam maa tasykuruun

“Kemudian Dia menyempurnakannya dan meniupkan roh (ciptaan)-Nya ke dalam (tubuh)nya dan Dia menjadikan pendengaran, penglihatan, dan hati bagimu, (tetapi) sedikit sekali kamu bersyukur.”

(QS. As-Sajdah 32: Ayat 9)

* Via Al-Qur’an Indonesia https://quran-id.com

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

لَقَدْ خَلَقْنَا الْاِ نْسَا نَ فِيْۤ اَحْسَنِ تَقْوِيْمٍ 

laqod kholaqnal-ingsaana fiii ahsani taqwiim

“Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya,”

(QS. At-Tin 95: Ayat 4)

* Via Al-Qur’an Indonesia https://quran-id.com

Siapapun kita suku jawa sunda si hitam si putih,bermacam ras,Cina, Jepang, Eropa , Irian nigeria dll,semua memiliki hak yang sama kutiupkan Ruh Ku potensi Ilahi…namun dalam perjalanan hidup kita tanpa kita sadari  rupanya sudah melawan arus dari tujuan dan maksud Allah menciptakan kita,di sadari atau tidak hari ini kita terpenjara di dalam hati sendiri  oleh keangkuhan bahwa keegoisan kita  yang merasa bisa karena Akulah yang  Ada,tanpa kita sadari bahwa :

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

اَوَلَمْ يَرَ الْاِ نْسَا نُ اَنَّا خَلَقْنٰهُ مِنْ نُّطْفَةٍ فَاِ ذَا هُوَ خَصِيْمٌ مُّبِيْنٌ

a wa lam yarol-ingsaanu annaa kholaqnaahu min nuthfating fa izaa huwa khoshiimum mubiin

“Dan tidakkah manusia memperhatikan bahwa Kami menciptakannya dari setetes mani, ternyata dia menjadi musuh yang nyata!”

(QS. Ya-Sin 36: Ayat 77)

* Via Al-Qur’an Indonesia https://quran-id.com

Mari kita segera kembali dengan cara me-Realisasikan Keesaan Allah-SWT dengan mengambil satu keputusan dan tekad kuat yaitu bersihkan Jiwa dan ambilah esensi ilahi,ikuti ukuran dan aturanNya

Hidup kan moral dan spiritual Diri Sejati yang sejak awal adalah Bliss of the Absolute

Perlahan dan pasti mari kembali kepada pendidikan dan bimbingan Nya

Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah memberi petunjuk kepada cahaya-Nya bagi orang yang Dia kehendaki (QS An-Nur 24:35)

Aku kita itu INI adalah Milik Nya,Semua Milik Nya,Apapun yang di Kehendaki Nya maka Jadilah

Esensi tujuan Hidup adalah Realisasi Keesaan untuk kembali kedalam Bliss of the Absolute (Kebahagiaan Mutlak)

wallohu kholaqokum wa maa ta’maluun

“padahal Allah-lah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat itu.””

(QS. As-Saffat 37: Ayat 96)

*Pemerhati Pendidikan Hati

Spread the love

Yudhi Kurnia

redaksi@satuguru.id

Related post

5 Comments

  • Narasi yang menyentuh qolbu, memberikan angin segar menambah kekuatan diri yang alamiah diberikan Allah, tulisan yg menginspirasi pak.
    Terimakasih

    • Terima kasih Abah Dede,semoga bermanfaat

  • Sama sama pak Agus, inspiratif 👍👍

  • Subhanallah…

  • Alhamdulillah, terima kasih pencerahannya.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *