Penerapan Metode Belajar Make A Match di Sekolah Dasar

 Penerapan Metode Belajar Make A Match di Sekolah Dasar

Model pembelajaran Make a Match menekankan siswa untuk bekerja sama antar siswa lain dan dapat mengembangkan pengetahuan siswa melalui belajar sambil bermain. Metode ini dirancang untuk membuat proses pembelajaran menjadi lebih interaktif dan menyenangkan, sehingga dapat meningkatkan motivasi dan pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari.

Menurut Suprijono (dalam Astika dan Nyoman tahun 2012), metode pembelajaran Make a Match merupakan sebuah bentuk pembelajaran di mana guru yang mengarahkan permainan dan menetapkan tugas, pertanyaan serta memberikan informasi yang membantu siswa dalam menyelesaikan permainan. Metode ini sering digunakan untuk memfasilitasi pemahaman konsep melalui aktivitas mencocokkan pasangan antara dua kelompok item yang saling berhubungan, seperti pertanyaan dan jawaban, gambar dan nama, atau masalah dan solusi.

Tujuan Pembelajaran Make a Match

Tujuan metode ini adalah:

  1. Pendalaman Materi: Membantu siswa memahami materi lebih dalam dengan cara yang menyenangkan.
  2. Penggalian Materi: Mendorong siswa untuk menggali lebih banyak informasi terkait materi yang dipelajari.
  3. Mengajak Siswa Berpikir Cepat: Melatih siswa untuk berpikir secara cepat dan tepat.
  4. Meningkatkan Antusiasme: Membuat siswa lebih antusias dalam mengikuti pelajaran, yang berdampak positif pada hasil belajar.
  5. Mengembangkan Kemampuan Bekerja Sama: Melatih siswa untuk bekerja sama dengan teman sekelas dalam menyelesaikan tugas.

Kelebihan Metode Make a Match

  1. Meningkatkan Aktivitas: Metode ini membuat siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran.
  2. Menyenangkan: Aktivitas mencocokkan pasangan membuat pembelajaran lebih menyenangkan dan menarik.
  3. Menambah Pemahaman: Membantu siswa lebih memahami materi yang diajarkan.
  4. Meningkatkan Motivasi: Mendorong siswa untuk lebih termotivasi dalam belajar.
  5. Efektif untuk Presentasi: Melatih siswa untuk mempresentasikan hasil kerja mereka di depan kelas.
  6. Melatih Kedisiplinan: Mendorong siswa untuk menghargai waktu dan bekerja sesuai dengan batas waktu yang ditentukan.

Kekurangan Metode Make a Match

  1. Membutuhkan Persiapan yang Matang: Jika tidak dipersiapkan dengan baik, metode ini dapat menghabiskan waktu.
  2. Rasa Malu pada Awal Penerapan: Siswa mungkin merasa malu untuk berpasangan dengan lawan jenis pada awal penerapan.
  3. Arahan Guru yang Kurang Jelas: Jika guru tidak memberikan arahan yang jelas, siswa bisa kurang fokus dan tidak maksimal dalam pelaksanaan.
  4. Kebijakan dalam Memberikan Hukuman: Guru perlu bijak dalam memberikan hukuman bagi siswa yang tidak berhasil berpasangan agar tidak menimbulkan ketidaknyamanan.
  5. Potensi Kebosanan: Penggunaan metode ini secara terus-menerus dapat membuat siswa merasa bosan.

Langkah-langkah Penerapan Metode Make a Match

  1. Persiapan Materi: Guru menyiapkan kartu-kartu yang berisi pertanyaan dan jawaban atau item-item yang perlu dicocokkan.
  2. Pembagian Kartu: Kartu-kartu tersebut dibagikan kepada siswa secara acak.
  3. Pencocokan Kartu: Siswa diminta untuk mencari pasangan kartu yang cocok dengan kartu yang mereka miliki.
  4. Diskusi dan Presentasi: Setelah menemukan pasangan, siswa mendiskusikan dan mempresentasikan hasil pencocokan mereka di depan kelas.
  5. Evaluasi: Guru melakukan evaluasi terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa. (tnp)
Spread the love

Yudhi Kurnia

redaksi@satuguru.id

Related post

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *