Jadilah Digital Minimalist

 Jadilah Digital Minimalist

*Isnawan Aslam

Banyak di antara kita yang begitu bangun tidur sigap meraih HP yang berada di samping kita. Mata belum benar-benar melek, sudah antusias melarik baris-baris di aplikasi Whatapps, baik yang di grup atau bukan.  Ini terjadi hampir setiap hari. Fenomena apakah ini?

Kita sekarang menjadi makhluk di muka bumi yang sangat rentan terhadap gejala mengalami kelelahan psikis akibat kebanjiran informasi. Kita sekarang tenggelam di samudera informasi yang mengepung kita dari segala sisi.  Banyak informasi yang membanjiri kita adalah informasi sampah.  Persoalannya, kita enggan melakukan validasi terhadap informasi yang masuk ke otak kita. Kita menerimanya sebagai sebuah kebenaran.

Berapa jam orang rata-rata mantengin gawai setiap hari? Angkanya cukup mengejutkan.  Berdasarkan survai yang dilakukan oleh App Annie, sebuah lembaga riset internasional mengungkapkan di kuartal 2021 Indonesia menjadi negara di dunia yang masyarakatnya paling lama menghabiskan waktu di smartphone.

Laporan terbaru App Annie untuk Q3 2021 menemukan, pengguna smartphone Indonesia bisa menghabiskan rata-rata 5,5 jam dalam sehari menggunakan aplikasi seluler. Di bawah Indonesia, Brasil menempati posisi kedua dengan penggunaan aplikasi hingga 5,4 jam sehari. Posisi ketiga diduduki oleh Korea Selatan, yaitu dengan rata-rata penggunaan aplikasi seluler selama 5 jam.

Belum lagi jika ditambah dengan paparan kita terhadap komputer atau laptop, baik di rumah maupun di kantor.

 

Apa Dampaknya?

Secara psikologis dampak dari kecanduan gawai antara lain depresi, kesepian, gangguan pola tidur, gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktif. Tidak hanya itu, adiksi gawai dapat memberikan pengaruh terhadap fisiologis berupa obesitas.  Mungkin kita akan menyangkal bahwa kita terkena gejala tersebut. Gejala psikologis tumbuh secara perlahan, pelan-pelan, tahap demi tahap tanpa kita sadari bahwa kita telah mengalaminya. Orang gila tidak merasa bahwa dia gila.

Belum lagi dampak dari segi fisik yaitu sakit kepala;  pegal di daerah sekitar alis, pelipis, dahi atau leher; mata lelah dan penglihatan ganda/berbayang; pada usia anak, diduga dapat merangsang miopia atau yang biasa dikenal dengan rabun jauh; mata berair dan penglihatan buram.

Bagaimana Cara Mengatasi?

Menurut Catherine Price, seorang penulis buku How to Break Up With Your Phone: The 30-Day Plan to Take Back Your Life, ada beberapa cara sederhana yang dapat kita gunakan untuk agar kita lebih bijak dalam menggunakan gawai.

Hal pertama yang disarankan Price adalah menetapkan batasan dan menjadi lebih sadar seberapa sering kita menggunakan gawai. Dia juga menyarankan agar kita mengunduh aplikasi yang dapat memantau kapan dan berapa lama waktu yang kita habiskan untuk menggunakan gawai.

Selain itu, ada baiknya kita juga menetapkan periode hari di mana anda bebas dari gawai anda. Anda juga bisa mematikan gawai Anda hanya dalam 30 menit, atau membiarkannya di rumah saat Anda jalan-jalan.

Membaca

Salah satu yang paling efektif sekaligus produktif untuk mengalihkan kecanduan terhadap gawai adalah dengan menggenjot minat baca dan melaksanakan secara sungguh-sungguh kegiatan membaca.  Banyak sudah yang mengulas manfaat membaca yang semuanya bermuara pada peningkatan kualitas hidup.

Agar membaca dapat membajak keinginan kita bergawai, siapkan buku yang kontennya adalah sesuatu yang menarik perhatian kita.  Jadikan buku sebagai ‘istri kedua’ kita.  Sebelum tidur, bacalah buku, menggantikan kegemaran kita mengintip status medsos teman-teman kita.

Minimalisme Digital

Gaya hidup yang menitikberatkan pada penggunaan teknologi yang bermakna dan bermanfaat disebut sebagai digital minimalism.  Seorang  digital minimalist percaya bahwa teknologi dapat menjadi alat yang kuat untuk kebaikan, tetapi juga dapat menjadi sumber distraksi dan kecemasan. Dengan menjadi digital minimalist, maka kita dapat menemukan keseimbangan antara penggunaan teknologi dan kehidupan yang bermakna.

Manfaat menjadi digital minimalist adalah mengurangi stres dan kecemasan, meningkatkan produktivitas, meningkatkan kualitas tidur, meningkatkan hubungan dengan orang lain, meningkatkan kesehatan mental dan fisik, dan meningkatkan rasa kepuasan hidup.

Menjadi digital minimalist sejatinya mengamalkan perintah Allah, sebagaimana tertuang dalam Alquran Surat Al-Ashr. “Demi masa. Sungguh, manusia berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran”.

*Pemerhati Pendidikan

Spread the love

Related post

1 Comment

  • Membacalah setiap hari dan buktikan apa yang terjadi.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *