“Prompt Engineering”: Jurus Baru Guru di Era AI

 “Prompt Engineering”: Jurus Baru Guru di Era AI

Di sebuah ruang kelas yang tak lagi dibatasi oleh empat dinding, teknologi mulai mengambil peran yang semakin besar dalam proses belajar mengajar. Di antara berbagai inovasi, muncul satu istilah baru yang perlahan menyusup ke dunia pendidikan: prompt engineering. Bagi sebagian guru, istilah ini mungkin terdengar seperti sesuatu yang berasal dari dunia pemrograman atau kecanggihan laboratorium teknologi. Namun sebenarnya, prompt engineering adalah keterampilan yang sangat dekat dengan apa yang guru lakukan setiap hari—yaitu menyusun pertanyaan, merancang instruksi, dan membangkitkan respons.

Apa Itu Prompt

Dalam dunia kecerdasan buatan, prompt adalah perintah atau pertanyaan yang diberikan kepada mesin agar ia dapat merespons sesuai harapan. Teknik menyusun perintah ini disebut prompt engineering, dan ia menjadi kunci dalam memaksimalkan potensi teknologi AI seperti ChatGPT, Bard, atau Copilot. Sebagaimana seorang guru mengajukan pertanyaan terbuka agar siswa berpikir kritis, prompt engineering mengajarkan kita bagaimana merumuskan pertanyaan yang tepat agar mesin bisa memberikan jawaban yang bernilai.

Yang menarik, keterampilan ini bukan hanya untuk para insinyur atau pakar teknologi. Guru justru berada pada posisi strategis untuk menguasainya. Seorang guru, misalnya, bisa meminta AI untuk membantu merancang rencana pembelajaran tematik untuk kelas satu SD dengan pendekatan bermain sambil belajar. Atau meminta dibuatkan soal latihan berbasis kemampuan berpikir tingkat tinggi tentang perubahan iklim untuk siswa SMA. Bahkan, guru bisa menyuruh AI menyederhanakan materi kompleks menjadi narasi yang mudah dicerna anak-anak. Semuanya dimulai dari cara kita menyusun permintaan—dari prompt yang kita berikan.

Tentu, tidak semua permintaan akan langsung menghasilkan jawaban sempurna. Di sinilah seni dari prompt engineeringbekerja. Seperti halnya dalam mengajar, guru akan terus menyesuaikan cara bertanya, memperjelas maksud, dan mengulangi instruksi dengan gaya berbeda jika murid belum paham. Proses ini pun terjadi dalam interaksi antara guru dan AI. Semakin terasah kejelasan dan ketepatan dalam menyusun prompt, semakin berkualitas pula hasil yang diperoleh.

Dalam praktiknya, banyak guru yang mulai menggunakan teknologi ini sebagai asisten pribadi. Mereka menciptakan berbagai sumber belajar dengan bantuan AI, dari naskah cerita anak hingga bahan debat kelas. Mereka juga mulai mengeksplorasi cara agar pembelajaran lebih personal—misalnya dengan meminta AI membuat versi materi yang lebih sederhana untuk siswa yang kesulitan memahami pelajaran. Semua ini dilakukan tanpa harus menjadi ahli teknologi, cukup dengan memahami bagaimana berbicara kepada mesin dengan cara yang tepat.

Bagaikan Kapur

Namun perlu disadari, prompt engineering bukan tentang menggantikan peran guru. Ia adalah alat bantu—seperti kapur di tangan guru zaman dulu, atau proyektor di kelas multimedia hari ini. Kecerdasan buatan tidak memiliki empati, tidak memahami konteks sosial murid, tidak bisa membaca isyarat tubuh siswa yang kelelahan atau kehilangan semangat. Di situlah letak pentingnya kehadiran manusia. AI bisa menjadi partner kerja, tetapi guru tetaplah sutradara utama dalam panggung pendidikan.

Memahami dan mempraktikkan prompt engineering adalah bentuk adaptasi. Ini adalah cara guru merangkul zaman, tanpa kehilangan jati dirinya. Di balik kemampuan teknologi yang luar biasa, ada kekuatan komunikasi yang tetap menjadi pondasi. Dan di balik setiap prompt yang baik, ada seorang pendidik yang memahami bagaimana merangsang pikiran dan rasa ingin tahu.

Maka, jika di masa lalu guru dituntut untuk menguasai materi ajar, kini saatnya menambahkan satu keterampilan baru: menyusun pertanyaan, bukan hanya untuk siswa, tetapi juga untuk kecerdasan buatan. Karena di era AI ini, siapa yang mampu bertanya dengan tepat, dialah yang akan mendapatkan jawaban terbaik. (isn)

Spread the love

Related post

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *