Menumbuhkan Kesadaran Menuju Siswa Teladan
Oleh : M. Abd. Rahim, S.Pd.I, M.Pd
Menumbuhkan kesadaran kepada siswa adalah gampang-gampang susah. Gampang diucapkan, gampang diterima oleh telinga dan gampang diserap oleh pikiran. Tapi dalam pelaksanaannya perlu pembiasaan setiap hari, karena siswa kalau dilihat pada zaman sekarang berada titik aman dan nyaman. Aman dari pengawasan orang tua dan nyaman dengan berbagai aplikasi yang berada di Smartphonenya. Kurang lebih dua puluh empat jam, HandPhone itu tidak bisa lepas dari genggaman kedua tangannya.
Dalam waktu kurang lebih 24 jam itu, lebih banyak waktunya bersama HPnya dari pada dengan Tuhannya padahal Allah yang menciptakannya, memberi segala kenikmatan, kesehatan dan lain sebagainya. Lebih banyak bersama HPnya daripada menyisihkan waktu untuk membantu orang tuanya. Ada beberapa hal yang perlu dilakukan oleh Guru yaitu: Pertama, menumbuhkan kesadaran dalam meningkatkan keimanan dan memaksimalkan ibadah kepada Allah SWT. Kedua, menumbuhkan kesadaran bersikap sopan dan membantu orang tua. Ketiga, menumbuhkan kebiasaan membaca al-Qur’an. Keempat, menumbuhkan kesadaran rasa cinta terhadap negara dan persatuan bangsa. Kelima, menumbuhkan kesadaran hidup sederhana.
Pertama, menumbuhkan kesadaran dalam meningkatkan keimanan dan memaksimalkan ibadah kepada Allah SWT. Iman merupakan fondasi dalam mewarnai kepribadian Muslim, seperti melaksanakan ibadah lima waktu sehari semalam merupakan bukti keimanan. Sesuai sabda Nabi sholat adalah tiang agama, sholat adalah pembeda dari cara ibadah tiap agama. Bila sholat dilaksanakan sesuai waktunya, maka akan melatih kedisiplinan baginya. Siswa yang biasa melaksanakan kewajiban ibadah, maka ia akan terbiasa datang sekolah tepat pada waktunya dan berusaha tidak terlambat. Karena didalam hatinya tidak ada niat untuk meremehkan perintah Allah dan melaksanakan kewajiban dengan sebaik-baiknya.
Bila siswa sudah menumbuhkan kesadaran akan kewajibannya maka melaksanakan perintah Allah tidak harus disuruh, tidak harus diingatkan atau dibangunkan memakai air yang guyurkan ke tubuhnya untuk melaksanakan sholat. Melaksanakan ibadah sholat dengan kesadaran dirinya, dimanapun mereka berada dan kapanpun juga di dalam hatinya akan ingat perintah Allah dan melaksanakan kewajiban dengan sebaik-baiknya, dan takut jika melanggar perintahnya.
Kedua, menumbuhkan sikap sopan dan santun kepada orang lain dan lebih kepada kedua orang tua. Orang tua adalah yang menjaga kita dari dalam kandungan hingga sampai menikah. Proses kehidupan perlu dipahami, ibu mengandung selama kurang lebih 9 bulan, selama itu banyak pengorbanan yang ia lalui. Begitu juga saat kita lahir di dunia, pengorbanan yang super dahsyat yang ibu kita lewati. Dari kecil dilatih bicara, dilatih berbicara namun setelah usia remaja tak pernah mendengar kata-katanya, nasehatnya, kaki tidak mau bergerak dan malas untuk membantunya atau menyelesaikan tugas sehari-hari padahal orang tua butuh pertolongan anaknya.
Musthafa Al-Galayain menyatakan, Subban Al-Yaum Rijal Al-Ghad (pemuda hari ini adalah pemimpin hari esok). Kalau seperti ini realitanya pemimpin masa depan akan melahirkan pemimpin yang tidak punya budi pekerti yang baik. Oleh karena itu, seharusnya pemuda sekarang adalah pemuda yang giat dalam berlomba-lomba dalam kebaikan. Siswa yang rajin beribadah, siswa yang gemar membaca al-Quran, dan siswa yang menjadi anak sholeh yang bisa mendo’akan kedua orang tuanya, ketika di dunia dan di akhirat.
Ketiga, menenamkan siswa agar mereka gemar membaca al-Qur’an atau memahami kitab suci yang mereka yakini. Al-Qur’an adalah kitab suci umat Islam sebagai pedoman, sebagai petunjuk manusia dalam menjalankan kehidupan sehari-hari. Bila wahyu pertama turun adalah QS. Al-Alaq, maka siswa tidak hanya membaca al-Qur’an saja, tapi mereka bisa membaca buku-buku sekolah atau karya-karya buku yang lain. Karena membaca dalam aneka maknanya adalah syarat pertama dan utama pengembangan ilmu dan teknologi, serta syarat utama membangun peradaban dan pengetahuan.
Al-Qur’an sejak dini memadukan usaha pertolngan Allah, akal dan kalbu, piker dan dzikir, iman dan ilmu. Akal tanpa kalbu menjadikan manusia seperti robot, piker tanpa dzikir menjadikan manusia seperti setan. Iman tanpa ilmu seperti pelita di tangan bayi, sedangkan ilmu tanpa iman bagaikan pelita di tangan pencuri. Al-Qur’an sebagai kitab terpadu, mengahadapi, dan memperlakukan peserta didiknya dengan memperhatikan keseluruhan unsur manusia, jiwa, akal dan jasmaninya. Perlu ditanamkan juga mengenai manfaat Al-Quran sebagai obat dan rahmat. Allah berfirman, “Al-Qur’an diturunkan sebagai penawar / obat dan menjadi rahmat bagi orang-orang yang beriman, dan Allah tidak memberikan tambahan kepada orang-orang zalim kecuali kerugian.
Keempat, menumbuhkan rasa cinta kepada Negara tentunya cinta negera Indonesia. Negara Indonesia adalah negara yang berazaskan Pancasila, dan Pancasila merupakan dasar negara adalah tidak bertentangan dengan syariat Islam dan tidak boleh dipertentangkan. Karena Pancasila itu sendiri sudah mencerminkan nilai ketauhidan yang inti dari ajaran Islam itu sendiri. Di samping juga mengandung nilai-nilai ajaran Islam lainnya, seperti keadilan, toleransi, dan musyawarah.
Negara Indonesia yang terdiri dari suku, ras, budaya dan agama. Oleh karena itu, lembaga sekolah tidak bisa dipungkiri lagi kalau ada siswanya yang berbeda agama. Sikap toleransi harus kita tanamkan di hati para siswa, mereka tetap bersikap baik kepada teman yang berbeda agama. Lebih-lebih bisa menganggap teman yang berbeda agama tersebut seperti siswa yang beragama yang kita yakini, ketika ada kelompok belajar. Jangan sampai ada rasa intoleransi, memilih-milih teman kalau tidak beragama yang diyakininya ia tidak mau. Oleh sebab itu, antar siswa seharusnya bisa saling menghargai, saling menghormati, saling menolong satu sama lainnya.
Kelima, menumbuhkan kesadaran hidup yang sederhana. Kehidupan sederhana memiliki manfaat yang banyak antara lain; dapat menumbuhkan solidaritas sosial, merasakan penderitaan orang lain, membentengi jiwa seseorang dari sikap rakus, tidak foya-foya, dan tidak menimbulkan sikap hidonis (bersenang-senang), tidak menimbulkan sikap pamer dan tidak iri hati. Bila sudah menumbuhkan pola hidup yang serba sederhana, walaupun hidup dilingkungan yang rentan dengan kemewahan, siswa dapat membentengi diri untuk bisa tetap sederhana dan bersyukur atas nikmat yang diberikan oleh Allah SWT.
Dari beberapa hal di atas sebagai bentuk usaha para Guru untuk memberi wejangan kepada siswa agar bisa menumbuhkan kesadaran-kesadaran akan kewajibanya sebagai makhluk Allah, kewajibannya sebagai anak yang yang harus bakti pada orang tua dan menumbuhkan kesadaran untuk mencintai harapan masa depannya. Perlu disadari, saat guru menginginkan siswanya berubah menjadi menurut kepada gurunya, bisa langsung nurut mengerjakan sholat tepat pada waktunya, atau cinta membaca buku atau Al-Qur’an, tidak akan bisa berubah secara langsung. Tentunya perubahan pada siswa itu adalah mendapat hidayah dari Allah SWT, kita sebagai guru hanya mengarahkan dan mendidiknya serta mendo’akannya. Semoga siswa yang dulunya berperilaku yang madzmumah (tercela) menjadi siswa mahmudah (akhlak yang baik). Dan semoga mereka bisa menjadi siswa teladan, teladan bagi teman-temanya, teladan untuk adik-adiknya atau orang lain dan alam semesta.
13 Comments
Semangat salam literasi
Terimakasih banyak Bu Nurul. Semoga Allah memberikan keberkahan
Semangat pak kereeeenn pak
Bagus pak. Semangat terus yah pak. Semoga murid p bapak dan murid kita semua bisa menjadi teladan, minimal untuk dirinya sendiri dan maksimal untuk lingkungannya. Salam literasi pak.
Terimakasih pak asep.amin ya rabbal alamin.
Terimakasih sudah mampir
Terimakasih. Artikelnya sangat bermanfaat.
Sangat bermanfaat, untk dijadikan bahan referensi perkembangan siswa. Kebetulan saya dibidang kesisswaa.
Semoga dibawah bimbingam guru, murid-murid kita tumbuh kesadarannya yang akhirnya menjadi siswa teladan.
Amin ya Rabbal alamin. Matursembhnwun sampun mampir Bu Rosminiyati
Keren Sangat menginspirasi
Terimakasih Bu Aini Farida. Salam kenal
Tulisan yang bergizi, ulasannya keren dan menginspirasi
Menumbuh kesadaran siswa memang penting kita bangun. Dan kita sebagai guru harus memberikan teladan juga.